Saturday, April 13, 2013

Interview Seru di RRI PRO 2 FM Bandung



"Apa yang membuat kalian memilih bisnis ini?", pertanyaan Akbar di tengah hujan yang mengiringi siaran Live Koedelos di RRI PRO 2 - 96FM Bandung itu membuat saya bernostalgia.  Penyiar yang satu ini nampaknya sudah sangat piawai menggali kisah perjuangan para entrepreneur muda Kota Bandung lewat acaranya, PRO 2 Guest. 

Sayangnya Jumat, 12 April '13 itu Ririen tidak bisa menemani saya.  Puteranya sedang demam karena akan tumbuh gigi.  Satu lagi bukti, betapa kita sangat mengutamakan orang-orang tercinta.  Termasuk dalam proses terciptanya Koedelos Frozen Brownies.  Yaitu berawal dari kecintaan akan dunia kuliner dan keinginan untuk menyajikan yang terbaik untuk orang-orang tersayang.

Sambil mengenang awal-awal perjalanan Koedelos, saya ceritakan pada Akbar dan Sahabat Kreatif PRO 2 betapa dari keinginan yang kuat itulah pada akhirnya tercipta sebuah konsep brownies baru yang belum pernah ada.  Dari trial dan error resep brownies untuk suguhan keluarga sendiri, hadir inovasi.  Konsep itu kita namakan Koedelos Frozen Brownies.  Karena brownies ini tidak mengembang seperti brownies kukus, dan tidak kering seperti brownies panggang.  Dan justru sangat nikmat saat dinikmati dalam keadaan beku. 
 
Inovasi, itulah yang akan terus kami hadirkan. Menebar kebahagiaan lewat sensasi dingin Koedelos Frozen Brownies yang rasanya selalu membuat ketagihan.  Lalu, betapa di tahun ketiga ini Koedelos Frozen Brownies bisa terkenal dan berhasil memikat hati banyak penggemarnya adalah bonus tak ternilai bagi kami berdua.

Terimakasih untuk GIMB School dan RRI PRO 2 - 96 FM Bandung yang telah memfasilitasi wawancara ini.  Akbar dan Bu Eka, terimakasih untuk sore yang menyenangkan.

Thursday, April 11, 2013

THE POWER OF PILLOW TALK



Marriage does takes a lot of effort.  Setelah bersatu dalam ikatan pernikahan, kita biasa berpikir bahwa pasangan kita pasti sudah sangat mengerti apa yang kita mau.  Kenyataannya tidak.  Kecuali pasangan Anda paranormal yang bisa baca pikiran dan hati orang yaa.. (Hampir aja nyebut nama Eyang Subur.  Euh, tuh kan jadi aja kesebut! Ih bisa ngga sih infotainment stop bahas issue itu? #salah fokus) :D

Serius ah.. Kembali ke soal saling mengerti keinginan pasangan dalam pernikahan.  Ternyata menyatakan keinginan dan menyampaikan pendapat itu wajib adanya.  Ngga bisa dong kita tiba-tiba marah sama suami, gara-gara dalam hati kepengen diperlakukan sedemikian rupa, tapi dianya ngga ngerti aja.  Akhirnya kita depresi, karena merasa ada kebutuhan batin yang tidak terpenuhi.  Galau..tiap hari request lagu-lagu mellow di B-Smooth.  Trus nyanyi-nyanyi sambil nangis.  Hahahaha.. (Paling nikmat banget tuh…)  Yaa, suami mana bisa ngerti kalau ngga kita kasih tahu.

Ada juga yang sudah merasa menyampaikan keinginan dan pendapat, tapi ngga pernah didengar sama suami.  Atau bahkan bawaannya jadi berantem melulu.  Apa yang salah ya?  Nah, ada yang seru nih di obrolan Gendis – Bsmooth Radio B, Rabu kemarin.  Pipien, Psikolog cantik narsum kita sempat bicara soal “PILLOW TALK”.  Hah?  Ngobrol sama bantal?  Bukaaan…. Pillow Talk ini adalah jurus ampuh untuk menyampaikan keinginan, pendapat, harapan, curhat, bahkan menentukan arah dan tujuan pernikahan, sehingga tercapai pengertian satu sama lain.  Syaratnya adalah dilakukan saat gelombang otak dalam keadaan Alfa, bukan Beta.  Maksudnya, saat kita dalam keadaan sangat relaks.  Karena hanya dalam keadaan seperti itulah seseorang bisa benar-benar mendengar dan saling memahami.

Gini nih step by step-nya:
1.  Buat si dia nyaman terlebih dahulu.  Suguhi makanan dan minuman kesukaan.  Hidupkan musik yang lembut, atau bisa juga pasang aromatherapy sambil beri pijatan lembut sambil berbaring di bantal yang nyaman.

2.  Ajak si dia bicara soal hobby-nya dan hal-hal yang sangat ia gemari. Soal bola mungkin, atau serunya touring sepeda bersama teman-temannya, atau tentang gadget yang tidak Anda mengerti sekalipun.  Dengarkan dan tanggapi dengan lembut dan antusias.  Ingat, jangan langsung ajak ke topik yang ingin Anda bicarakan.

3.   Gunakan nada suara yang lembut, senyum dan tawa manja.

4.  Setelah si dia puas bercerita dan suasana sudah terasa menyenangkan, mulailah sisipkan topik yang ingin Anda bahas.  Pilihlah kalimat-kalimat yang positif.

5.   Lakukan secara konsisten.  Jika bisa setiap hari lebih baik.

Anda akan terkejut betapa Pillow Talk bisa menjadi jembatan dari kebuntuan komunikasi pasangan suami istri.  Nikmatnya luar biasa lho saat bisa berkomunikasi dengan suami.  Ngapain juga kesel sendiri dan akhirnya cari-cari pelampiasan yang negatif seperti curhat-curhat sama sosok pria lain yang berujung pada perselingkuhan misalnya.  Semoga tidak yaa… Yuk dicoba.  Kabari saya seperti apa hasilnya. ;)

Saturday, April 6, 2013

SINGLE PARENT, WHY NOT?


Selama ini saya selalu encourage teman-teman yang menjanda untuk segera menikah lagi.  Bahkan kepada Ibunda tercinta, yang di usia ke-57 tahun ini telah genap ditinggal almarhum Ayahanda selama 5 tahun.  Sayang beliau selalu dengan tegas dan berulang-ulang menjawab TIDAK, tidak mau menikah lagi.  Padahal yang naksir beliau banyak banget!  Bayangkan, janda 50 tahunan masih menarik lho ternyata.. Bikin gemes deh, kenapa sih ngga mau menikah lagi?  Selidik punya selidik, ternyata alasannya bukan karena usia beliau sudah kepala lima, tapi karena beliau merasa sanggup hidup sendiri.  Salut!

Kebetulan di segment Gendis, B-Smooth, Radio B yang saya bawakan,  Rabu kemarin membahas tentang single parent.  Di Indonesia, seorang perempuan yang menyandang status single parent seringkali membuat resah orang-orang di sekitarnya.  Karena dianggap hanya akan menjadi beban keluarga kalau tidak segera menikah lagi.  Anggapan ini disanggah dengan cantiknya oleh Pipien, psikolog yang juga ketua Genk Ladies – Gendis – Radio B.  Menurutnya, anggapan itu tercipta karena budaya kolektif yang memandang negatif para single parent hanya karena satu contoh perilaku saja.  Cuma satu yang kelakuannya minus, langsung deh semua dicap sama.  Memilih untuk menikah lagi tentu sangat mulia, tapi kalau pilihannya menjadi single parent?  So what? Yuk kita coba pahami mereka yang memilih jalan hidup ini..

1.    Single parent ngga melulu terkesan kesepian lho.. Justru mereka adalah sosok yang sangat tegar dan mandiri.  Bahkan seringkali menginspirasi anak-anaknya sehingga menjadi sosok yang sukses.
2.  Anda tau? Ternyata fixed! Perempuan itu lebih 'kuat' untuk bisa survive hídup sendiri dibanding para laki-laki.  Mau tau kenapa?  Menurut Pipien, karena perempuan dikaruniai fungsi otak yang multicomplex. Bisa memikirkan beberapa hal sekaligus. Bisa mengurus anak, mencari nafkah, dan aktualisasi diri dalam waktu bersamaan. That's why mereka kuat! 
3. Saran Pipien, untuk mengurangi beban psikologis, para single parent sebaiknya memperbanyak sosialiasi, pertemanan, sharing, dan bergaul dgn orang-orang yang positif. 
4.  Sedangkan untuk orang-orang di sekitarnya, dukungan yang bisa kita berikan adalah dengan mendengarkan curhatan mereka.  Jadilah pendengar yang baik, tanpa memberikan nasehat atau judgment yang tak perlu.  Karena para single parent biasanya butuh melepaskan emosi negatif.
5.  Jika pada akhirnya memutuskan untuk memulai hubungan kembali, obati hati terlebih dahulu.  Jangan terburu-buru.  Dan untuk mendekatkan pasangan baru kepada anak, lakukan dengan natural, jangan memaksa.

Intinya, being a single parent is ok, asal.. Bisa jadi sosok inspiring untuk anak dan orang-orang sekitar.  Terbukti, menurut penelitian di Amerika Serikat, single parent dengan sosoknya yang sangat tegar dan mandiri ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi para laki-laki single lhoooo!  Yes, being a single parent can be considered as a super power ;)


Friday, April 5, 2013

Getting Close to (Being) Richard Branson #1



Entah karena aksi-aksi publisitas dan rekor dunia yang pernah ia lakukan, atau karena karakter eksentriknya matching dengan akronim nama KOEDELOS (Kumpulan Orang Enerjik Dan Eksentrik Lagi Optimis Sukses).  Yang jelas, saat diminta untuk memilih satu role model dari sekian banyak nama yang tercantum di screen pagi itu di kelas GIMB School, mata saya tidak bisa lepas dari nama Richard Branson.

Now, for me having a role model means.. untuk bisa belajar dari pengalaman hidupnya, ilmunya, ide-idenya, kegagalannya, kebangkitannya, kesuksesannya.  Tulisan ini akan menjadi ringkasan pertama dari banyak ringkasan pemahaman saya akan sosok role model baru saya.  Sir Richard Branson.  So, hello Sir.. please allow me to get close to you.

"You've got one go in life, so make the most of it." Itu adalah kalimat yang ditulis nenek Richard Branson untuknya.  Kalimat itu nampaknya sangat tertanam di hati Richard.  Kini ia adalah pemimpin dari 300-an lebih perusahaan yang menyandang nama Virgin, dengan kekayaan pribadi diperkirakan mencapai $3 Milyar, dan pemegang rekor orang tercepat yang menyeberangi Samudera Atlantik dengan perahu.  Suatu pencapaian yang dulunya terlihat mustahil untuk seorang anak penderita disleksia.

Dari apa yang saya baca sejauh ini, kualitas utama yang dimiliki Richard Branson adalah People Skill dan People Oriented-nya.  Contoh:
Richard Branson Virgin King By Tim Jackson.  The amazing story behind this enigmatic entrepreneur. 1.  Saat memulai bisnis pertamanya di usia 16 tahun yaitu majalah Student, dia buat majalah itu menjadi pemersatu yang meleburkan sekolah-sekolah. Fokusnya adalah para pelajar, bukan sekolahnya. Lalu dengan berani, Student dirancang agar bisa menjual iklan ke perusahaan-perusahan besar, dan menampilkan artikel-artikel yang ditulis oleh para Ministers of Parliament, rock music stars, intellectuals dan movie celebrities.

2.  Saat seorang pramugari Virgin Air menyatakan keinginannya untuk membuka bisnis wedding, Richard memberikan dukungan penuh.  Ia bahkan rela tampil mengenakan gaun pengantin di depan wartawan untuk mempromosikan bisnis wedding pegawainya itu.

3. Sampai saat ini, ia masih menyurati sendiri ke-5.000 pegawainya di Virgin.  Obrolan ringan yang ia kirim sebulan sekali.  Ia juga memberi kebebasan bagi para pegawainya untuk menyurati atau menelponnya langsung dan berbagi problem, ide serta impian. They do...and new Virgin successes are born.

"It all comes down to people," he remarks in an interview with David Sheff of Forbes. "Nothing else even comes close." 


To be continued...