Friday, April 5, 2013

Getting Close to (Being) Richard Branson #1



Entah karena aksi-aksi publisitas dan rekor dunia yang pernah ia lakukan, atau karena karakter eksentriknya matching dengan akronim nama KOEDELOS (Kumpulan Orang Enerjik Dan Eksentrik Lagi Optimis Sukses).  Yang jelas, saat diminta untuk memilih satu role model dari sekian banyak nama yang tercantum di screen pagi itu di kelas GIMB School, mata saya tidak bisa lepas dari nama Richard Branson.

Now, for me having a role model means.. untuk bisa belajar dari pengalaman hidupnya, ilmunya, ide-idenya, kegagalannya, kebangkitannya, kesuksesannya.  Tulisan ini akan menjadi ringkasan pertama dari banyak ringkasan pemahaman saya akan sosok role model baru saya.  Sir Richard Branson.  So, hello Sir.. please allow me to get close to you.

"You've got one go in life, so make the most of it." Itu adalah kalimat yang ditulis nenek Richard Branson untuknya.  Kalimat itu nampaknya sangat tertanam di hati Richard.  Kini ia adalah pemimpin dari 300-an lebih perusahaan yang menyandang nama Virgin, dengan kekayaan pribadi diperkirakan mencapai $3 Milyar, dan pemegang rekor orang tercepat yang menyeberangi Samudera Atlantik dengan perahu.  Suatu pencapaian yang dulunya terlihat mustahil untuk seorang anak penderita disleksia.

Dari apa yang saya baca sejauh ini, kualitas utama yang dimiliki Richard Branson adalah People Skill dan People Oriented-nya.  Contoh:
Richard Branson Virgin King By Tim Jackson.  The amazing story behind this enigmatic entrepreneur. 1.  Saat memulai bisnis pertamanya di usia 16 tahun yaitu majalah Student, dia buat majalah itu menjadi pemersatu yang meleburkan sekolah-sekolah. Fokusnya adalah para pelajar, bukan sekolahnya. Lalu dengan berani, Student dirancang agar bisa menjual iklan ke perusahaan-perusahan besar, dan menampilkan artikel-artikel yang ditulis oleh para Ministers of Parliament, rock music stars, intellectuals dan movie celebrities.

2.  Saat seorang pramugari Virgin Air menyatakan keinginannya untuk membuka bisnis wedding, Richard memberikan dukungan penuh.  Ia bahkan rela tampil mengenakan gaun pengantin di depan wartawan untuk mempromosikan bisnis wedding pegawainya itu.

3. Sampai saat ini, ia masih menyurati sendiri ke-5.000 pegawainya di Virgin.  Obrolan ringan yang ia kirim sebulan sekali.  Ia juga memberi kebebasan bagi para pegawainya untuk menyurati atau menelponnya langsung dan berbagi problem, ide serta impian. They do...and new Virgin successes are born.

"It all comes down to people," he remarks in an interview with David Sheff of Forbes. "Nothing else even comes close." 


To be continued...

No comments:

Post a Comment