Selama
ini saya selalu encourage teman-teman
yang menjanda untuk segera menikah lagi.
Bahkan kepada Ibunda tercinta, yang di usia ke-57 tahun ini telah genap
ditinggal almarhum Ayahanda selama 5 tahun.
Sayang beliau selalu dengan tegas dan berulang-ulang menjawab TIDAK,
tidak mau menikah lagi. Padahal yang
naksir beliau banyak banget! Bayangkan,
janda 50 tahunan masih menarik lho ternyata.. Bikin gemes deh, kenapa sih ngga mau menikah lagi? Selidik punya selidik, ternyata alasannya bukan
karena usia beliau sudah kepala lima, tapi karena beliau merasa sanggup hidup sendiri. Salut!
Kebetulan
di segment Gendis, B-Smooth, Radio B yang saya bawakan, Rabu kemarin membahas tentang single parent. Di Indonesia, seorang perempuan yang
menyandang status single parent seringkali
membuat resah orang-orang di sekitarnya.
Karena dianggap hanya akan menjadi beban keluarga kalau tidak segera
menikah lagi. Anggapan ini disanggah
dengan cantiknya oleh Pipien, psikolog yang juga ketua Genk Ladies – Gendis –
Radio B. Menurutnya, anggapan itu
tercipta karena budaya kolektif yang memandang negatif para single parent hanya karena satu contoh perilaku
saja. Cuma satu yang kelakuannya minus,
langsung deh semua dicap sama. Memilih
untuk menikah lagi tentu sangat mulia, tapi kalau pilihannya menjadi single parent? So what?
Yuk kita coba pahami mereka yang memilih jalan hidup ini..
1.
Single
parent ngga melulu terkesan kesepian lho.. Justru mereka adalah sosok yang sangat
tegar dan mandiri. Bahkan seringkali
menginspirasi anak-anaknya sehingga menjadi sosok yang sukses.
2. Anda
tau? Ternyata fixed! Perempuan itu lebih 'kuat' untuk bisa survive hídup sendiri dibanding para laki-laki. Mau tau kenapa? Menurut Pipien, karena perempuan dikaruniai
fungsi otak yang multicomplex. Bisa memikirkan beberapa hal sekaligus. Bisa mengurus anak, mencari nafkah, dan aktualisasi diri dalam waktu bersamaan. That's why mereka kuat!
3. Saran
Pipien, untuk mengurangi beban psikologis, para single parent sebaiknya memperbanyak sosialiasi, pertemanan,
sharing, dan bergaul dgn orang-orang yang positif.
4. Sedangkan
untuk orang-orang di sekitarnya, dukungan yang bisa kita berikan adalah dengan
mendengarkan curhatan mereka. Jadilah
pendengar yang baik, tanpa memberikan nasehat atau judgment yang tak perlu. Karena para single parent biasanya butuh melepaskan
emosi negatif.
5. Jika
pada akhirnya memutuskan untuk memulai hubungan kembali, obati hati terlebih
dahulu. Jangan terburu-buru. Dan untuk mendekatkan pasangan baru kepada anak,
lakukan dengan natural, jangan memaksa.
Intinya,
being a single parent is ok, asal..
Bisa jadi sosok inspiring untuk anak dan orang-orang sekitar. Terbukti, menurut penelitian di Amerika
Serikat, single parent dengan
sosoknya yang sangat tegar dan mandiri ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi
para laki-laki single lhoooo! Yes, being a single parent can be considered as a super power ;)
No comments:
Post a Comment