Saturday, April 6, 2013

SINGLE PARENT, WHY NOT?


Selama ini saya selalu encourage teman-teman yang menjanda untuk segera menikah lagi.  Bahkan kepada Ibunda tercinta, yang di usia ke-57 tahun ini telah genap ditinggal almarhum Ayahanda selama 5 tahun.  Sayang beliau selalu dengan tegas dan berulang-ulang menjawab TIDAK, tidak mau menikah lagi.  Padahal yang naksir beliau banyak banget!  Bayangkan, janda 50 tahunan masih menarik lho ternyata.. Bikin gemes deh, kenapa sih ngga mau menikah lagi?  Selidik punya selidik, ternyata alasannya bukan karena usia beliau sudah kepala lima, tapi karena beliau merasa sanggup hidup sendiri.  Salut!

Kebetulan di segment Gendis, B-Smooth, Radio B yang saya bawakan,  Rabu kemarin membahas tentang single parent.  Di Indonesia, seorang perempuan yang menyandang status single parent seringkali membuat resah orang-orang di sekitarnya.  Karena dianggap hanya akan menjadi beban keluarga kalau tidak segera menikah lagi.  Anggapan ini disanggah dengan cantiknya oleh Pipien, psikolog yang juga ketua Genk Ladies – Gendis – Radio B.  Menurutnya, anggapan itu tercipta karena budaya kolektif yang memandang negatif para single parent hanya karena satu contoh perilaku saja.  Cuma satu yang kelakuannya minus, langsung deh semua dicap sama.  Memilih untuk menikah lagi tentu sangat mulia, tapi kalau pilihannya menjadi single parent?  So what? Yuk kita coba pahami mereka yang memilih jalan hidup ini..

1.    Single parent ngga melulu terkesan kesepian lho.. Justru mereka adalah sosok yang sangat tegar dan mandiri.  Bahkan seringkali menginspirasi anak-anaknya sehingga menjadi sosok yang sukses.
2.  Anda tau? Ternyata fixed! Perempuan itu lebih 'kuat' untuk bisa survive hídup sendiri dibanding para laki-laki.  Mau tau kenapa?  Menurut Pipien, karena perempuan dikaruniai fungsi otak yang multicomplex. Bisa memikirkan beberapa hal sekaligus. Bisa mengurus anak, mencari nafkah, dan aktualisasi diri dalam waktu bersamaan. That's why mereka kuat! 
3. Saran Pipien, untuk mengurangi beban psikologis, para single parent sebaiknya memperbanyak sosialiasi, pertemanan, sharing, dan bergaul dgn orang-orang yang positif. 
4.  Sedangkan untuk orang-orang di sekitarnya, dukungan yang bisa kita berikan adalah dengan mendengarkan curhatan mereka.  Jadilah pendengar yang baik, tanpa memberikan nasehat atau judgment yang tak perlu.  Karena para single parent biasanya butuh melepaskan emosi negatif.
5.  Jika pada akhirnya memutuskan untuk memulai hubungan kembali, obati hati terlebih dahulu.  Jangan terburu-buru.  Dan untuk mendekatkan pasangan baru kepada anak, lakukan dengan natural, jangan memaksa.

Intinya, being a single parent is ok, asal.. Bisa jadi sosok inspiring untuk anak dan orang-orang sekitar.  Terbukti, menurut penelitian di Amerika Serikat, single parent dengan sosoknya yang sangat tegar dan mandiri ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi para laki-laki single lhoooo!  Yes, being a single parent can be considered as a super power ;)


No comments:

Post a Comment